Hari kesepuluh studio akhir periode seratus dua puluh empat. Dengan headset merah menyala saya masih asyik di meja kerja sembari menekuri layar maya dan workspace. Dua hari ini audio yang menemani saya tidak jauh-jauh dari musikalisasi-musikalisasi puisi, yang paling sering diputar adalah musikalisasi puisi Gie -Soe Hok Gie.
Saya menemukan kesenduan dan kesenyapan yang begitu dalam. Lebih sendu dari puisi-puisi Sapardi yang juga sering mengiringi hari-hari saya. Ritme puisi Gie lebih bersahaja dan tenang, sunyi...
Tak ada lagi kata yang dapat menjelaskannya lagi. Saya suka!
nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
yang kedua dilahirkan tapi mati muda
dan yang tersial adalah berumur tua
berbahagialah mereka yang mati muda
makhluk kecil, kembalilah dari tiada ke tiada
berbahagialah dalam ketiadaanmu
*menyimak :)
BalasHapusyooo...
BalasHapus