Sabtu (13/09) ada pameran Kelas Inspirasi di Museum
Pendidikan Indonesia. Kelas Inspirasi sendiri merupakan anak program Indonesia
Mengajar besutan Anies Baswedan. Kelas Inspirasi ini menjadi sarana siapapun
yang ingin berbagi inspirasi dengan anak-anak sekolah dasar dengan mengajar
mereka selama sehari. Dalam pameran ini, selain ditampilkan dokumentasi foto
dan video pelaksanaan Kelas Inspirasi, juga terdapat berbagai peralatan identitas
beberapa profesi seperti dokter, insinyur, jurnalis, dan guru. Terdapat pula
beberapa booth komunitas peduli pendidikan seperti Book for Mountain, Coin a
Chance, Solo Mengajar, serta Jogja Menyala.
Menyenangkan bagi saya dapat bertemu dan bercakap langsung
dengan Mbak Ajeng, aktivis Jogja Menyala. Jogja Menyala sendiri adalah
komunitas yang memberi atensi pada minat baca masyarakat, yang juga bagian
Indonesia Menyala yang lagi-lagi anak program Indonesia Mengajar. Saat tinggal
dan bekerja di Jakarta, saya pernah menjadi volunteer untuk acara Indonesia
Menyala yang bertajuk Pack Your Spirit. Jadi, Jogja Menyala dan Kelas Inspirasi
apalagi Indonesia Mengajar sebenarnya bukan hal yang baru bagi saya. Jogja
Menyala selain aktif mengirimkan buku-buku ke pelosok, juga telah memiliki
rumah baca di Seyegan, Sleman dan Rusunawa Kotagede, Yogyakarta.
|
Peralatan sang jurnalis. |
|
Guru mengajar menggunakan ini. Kapur warna-warni ini mengingatkan jaman SD dulu. |
|
Kamus istilah teknik. Ingin tertawa melihatnya. Sepertinya sempat punya yang semacam ini. |
|
Sang arsitek berkisah. |
|
Foto-foto yang jadi kartupos di booth Book for Mountain. |
|
Foto-foto gerakan Solo Mengajar. |
|
Rindu memainkan kuas? |
|
Sangaaat... |
|
Ada foto-foto teman saya di barisan foto relawan ini! |
|
Kapan terakhir kali bermain dakon? |
|
Mbak Putfit! Salah satu penggagas komunitas Card to Post. |
|
Nah, ini dia Mbak Ajeng. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar