Kamis, 03 Mei 2012

Miracle of Life

hfcorner.blogspot.com
It is about law of attraction...
It is about miracle of giving...
It is about life...

Belum sampai seperempat bagian dari Notes of Qatar selesai saya baca, saya kembali terpekur. Detik itu saya merasa begitu bersyukur atas apa yang telah terjadi pada hidup ini.

Belakangan saya beberapa kali memperoleh bingkisan-bingkisan sederhana dari beberapa kawan. Sederhana namun begitu bermakna. Bukan tentang nilai materiil dari bingkisan-bingkisan itu, tetapi lebih pada penghargaan diri. Ada yang tak tersampaikan lewat kata. Ada sesuatu yang terasa begitu besar berada dalam lubuk hati, yang terlalu sulit diungkapkan. Dan segala yang telah saya terima itu, saya anggap sebagai balasan atas pertemanan, persahabatan, atau persaudaraan.

Semakin besar kamu memberi, maka akan semakin besar pula kamu menerima...

Saya percaya itu. Dan memberi tidak selalu harus berupa materi, sesederhananya cukup senyuman atau sapaan. Mengutip prinsip Muhammad Assad --penulis Notes of Qatar, cukuplah menjadi pribadi yang honest, humble, and helpful. Dan saya percaya itu.

Pada saat hari perayaan pesta kelulusan, saya tak menyangka akan memperoleh empat bouquet bunga, dua boneka wisuda, dan dua buku. Apalagi salah satu dari buku itu terbitan luar negeri, nun jauh dari negeri Paman Sam sana. Terkadang ada keajaiban yang tidak pernah disangka-sangka, saya merasa tak pernah melakukan hal yang istimewa untuk mereka. Selain mendengarkan mereka bercerita, menjawab pertanyaan dan keluh kesah mereka, dan berbagi pengalaman. Allah, mungkin ini adalah balasanmu atas keberadaanku dan keberadaan mereka yang terhubung oleh sesuatu yang kasat mata.

Rezeki itu tak akan kemana-mana. Selepas saya kembali ke kampung halaman, saat saya begitu rindu dengan suasana kampus. Begitu rindu dengan keluarga super-besar saya di sana, ada saja yang memanggil atau menyapa. Teman-teman yang sekedar berkata, "Apa kabar?". Adik-adik tingkat yang berkeluh kesah atas tugas-tugas kuliah. Sahabat-sahabat yang tiba-tiba mengirim pesan singkat, lalu berkata, "Semalam aku mimpiin kamu..." Bagi saya memiliki mereka adalah rezeki, anugerah terindah. Bagi saya memiliki kalian (yang mungkin tidak tertulis dalam cerita ini) pun adalah penghargaan, kalian pelangi terindah yang pernah saya lihat. Saya bahagia dan bersyukur telah diperkenalkan dengan kalian.

Pun ketika saya bertandang ke kampus untuk suatu keperluan beberapa hari yang lalu. Saya tiba-tiba mendapatkan setoples kecil truffle.  Dan sebagai rasa terima kasih saya hibahkan buku koleksi saya dan sepucuk congratulation card atas kelulusan sahabat saya itu. Sepekan kemudian seorang kawan berkunjung ke kota tempat tinggal saya. Ia meminta saya untuk menemaninya mencari tempat tinggal sementara. Kurang lebih setengah hari kami berputar-putar kompleks pemukiman dekat kampus X. Dan hari itu terasa begitu indah, sarapan di Pakualaman, es krim di siang hari, bensin sebelum pulang, dan dua buah handmade brooch cantik. Semuanya saya dapatkan cuma-cuma. :D

Last but not least...
Pagi itu seorang teman meminta saya melanjutkan gambar tiga dimensinya.
Dan malam itu seorang teman mengirim pesan singkat, said that many people like my poems.. and she asked me, "Would you like to write another poem again?"

It is about process...
It is about way to cherish the boon...
And I still learn and learn...

Simple way: Allah, thanks for give me this beautiful morning, and I still breathing...
:)

*)teruntuk para pemegang kuas,
terima kasih telah memegang kuas, memilih warna terindah, dan memoleskannya pada kanvas hidupku...
wirabell.blogspot.com

2 komentar:

  1. wew, aku suka post ini! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) terima kasih menik, kamu juga salah satu pemegang kuas itu!

      Hapus