|
Selamat sore! |
Sore (19/04), saya berjanji untuk bertemu dengan kawan
lama yang sejatinya belum pernah berjumpa sama sekali. Saya memilih Epic Coffee
di ruas Jalan Palagan Tentara Pelajar, Yogyakarta dengan alasan sebab terlampau
penasaran, berulang kali melalui jalan tersebut namun tak juga meluangkan untuk
singgah. Halamannya yang luas dan berselimut rumputlah pembeda utama dari
kebanyakan coffee-shop yang pernah
saya kunjungi.
Begitu memasuki pintunya yang terbuka lebar, seorang
perempuan langsung menyambut dan membantu memilih tempat duduk. Saya memilih meja
di beranda samping. Lima tangkai bunga chryssanteum
di dalam vas sederharna berwarna putih telah menyambut dari atas meja yang saya
pilih. Di sebelahnya tersanding table-tag
bertuliskan “Our Story, Urban Casual Vibe” beserta catatan lini-lini sosial
media Epic Coffee.
|
Sejuk dan lapang. |
Sembari menunggu kawan saya datang, saya pun meruang.
Menikmati ruang, mengamati dan memotret. Sulur dedaunan hijau menjulur-julur
dari tepian teritisan beranda, sementara di atas rerumputan yang terbuka
beberapa bangku tanpa finishing masih
tak berpenghuni. Sejuk dan lapang. Kata itu menjadi ungkapan pikiran saya untuk
mendeskripsikan perasaan saya terhadap area samping Epic Coffee. Luasnya lahan
Epic Coffee masih menyisakan separuh lebih ruang hijau. Desain yang elegan bagi
saya pribadi. Ingin rasanya dapat mengadakan pesta di tempat seperti itu.
|
Less is more? |
Setelahnya, saya melongok ke ruang dalam. Begitu
sederhana peruangannya. Tak banyak ruang masif terbentuk. Benar-benar terasa
lapang dan luas. Diantara meja-meja, terdapat beberapa perabot berlabel merah yang memang
dijual.Struktur baja pada atapnya pun diekspos begitu saja, mengingatkan saya pada istilah arsitektur yang jujur, apa adanya, polos. Memang seringkali pada hal-hal yang sederhana justru terdapat sesuatu yang bernilai estetis.
|
Sampul menu bermaterial metal. |
|
Food menu. |
|
Kembali metal. |
“Mbak, sudah menunya?” terdengar suara yang memecah
keheningan.
Saya tersadar. Bahkan saya belum benar-benar membaca
menunya. Daftar menu tersebut tersampul dengan material metal sehingga terkesan
begitu eksklusif. Saya pun membaca larik demi larik serta membolak-balik
lembar-lembarnya. Pilihan saya akan tertuju pada Ginger Cofee Latte dan Churos!
|
Ginger Coffee Latte |
|
Churos. |
Rof, bsk kl qt berempat kumpul2 ke tempat ini dunk...aq pingin. Kayake tempatnya nyaman buat ngobrol2. Hahahaha....
BalasHapus