Kamis, 25 Oktober 2012

Surga Pertiwi yang Tersembunyi

MyMakassar - Ada proyek tahunan pariwisata bahari –rangkaian ulang tahun Kepulauan Selayar– besutan propinsi Sulawesi Selatan yang kian diapresiasi berbagai kalangan, termasuk oleh jajaran birokrasi pemerintahan, yaitu Sail Taka Bonerate (Taka Bonerate Island Expedition). Taka Bonerate sendiri adalah taman nasional bawah laut di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Laut Flores, sekitar 79-206 mil arah selatan Benteng, ibukota Kabupaten Selayar, atau barat Kepulauan Wakatobi. Terdiri dari gugusan pulau karang (atol) seluas 220.000 hektar dan luasan terumbu karang 530.765 hektar menjadikan Taka Bonerate sebagai atol terbesar di Nusantara sekaligus menjadi peringkat ketiga setelah atol Kwajifein, Kepulauan Marshall dan atol Suvadiva, Maldive.
Potret aerial Taman Nasional Taka Bonerate
Topografi bawah laut Taka Bonerate dapat dikatakan menarik dengan perpaduan gugusan pulau dan pantai pasir putih serta terumbu karang yang membentuk selat-selat kecil yang dalam dan terjal. Saat air surut, pada terumbu karang akan terbentuk kolam-kolam kecil. Warna laut yang biru pekat menandakan bahwa perairan tersebut cukup dalam --hingga 1500 meter di bawah permukaan laut. Atol Taka Bonerate mengelilingi dua puluh pulau dimana enam diantaranya telah dihuni penduduk setempat. Sedangkan lima belas pulau menjadi tujuan diving dan snorkeling. Kegiatan memancing, menyelam, hingga hunting foto patut menjadi agenda yang harus berada di to-do-list para penggemar objek alam serupa Taka Bonerate. Bahkan pada even seperti Sail Takabonerate, aktivitas seperti itu menjadi agenda utama.
Bentangan Keeksotisan Taka Bonerate
Atol Taka Bonerate sangat penting dilestarikan mengingat keberadaan kekayaan lautnya juga habitasi burung di sekelilingnya. Menurut Departemen Kehutanan RI, Taka Bonerate memiliki 261 spesies coral, 295 spesies coral fish, 224 spesies mollusca --dari kelas gastropoda, kelas bivalve (kima, kerang mutiara, cumi-cumi, dan gurita), spesies echinodermata --teripang, bintang laut, lili laut, bulu babi, dan spesies lainnya seperti penyu sisik, penyu tempayan, serta penyu lekang. Terdapat pula populasi ikan yang dapat dikonsumsi seperti kerapu, tenggiri, dan cakalang.

Nur Aisyah Amnur, SP, MP –PEH Ahli Pertama Balai TN Taka Bonerate mengutarakan bahwa terdapat beberapa spot diving di Taka Bonerate diantaranya Ibel Orange 1 di Perairan Tinabo Besar; Joan Garden di Perairan Tinabo Kecil; Softcoral Point; Wall Reef; Wall Reef 3; Acropora Point; dan Corina Corner. Biota yang menghuni spot-spot tersebut bermacam-macam seperti trevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, butterfly fish, angelfish, grouper, damselfish, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, frog fish, trigger fish, bumphead fish, flat worm, scorpion fish, lobster, eagle rays, dan nudibranch. Di Joan Garden bahkan terdapat biota cardinal fish, baby shark, dan penyu. 
Pesona Bawah Laut Taka Bonerate
Mayoritas penduduk Bonerate adalah muslim meskipun masih kuat pula kepercayaan tradisionalnya. Mereka tinggal di beberapa pulau yaitu Pulau Rajuni, Tarupa, Latondu, Jinato, dan Pasi Tallu. Pulau Rajuni Kecil menjadi destinasi pulau yang sering direkomendasikan untuk bermalam. Pantai pasir putih dan keramahan penduduk lokal menjadi daya tarik tersendiri. Berbaur dengan Suku Bajo dan Suku Bugis dengan lokalitas keseharian mereka pasti akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan. 

Taka Bonerate tidak hanya menawarkan konsep wisata bahari tetapi juga historis. Jika berkunjung ke Taka Bonerate, selayaknya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi Taka Mariam dan Taka Gantarang. Taka Mariam adalah tempat menyimpan meriam kuno milik pasukan kolonial pada masa lampau, sedangkan Taka Gantarang adalah tempat menyimpan meriam kuno kembar milik pedagang Cina.

Rekomendasi utama kunjungan ke Bonerate antara bulan September-November atau April-Juni. Disarankan membawa kebutuhan primer selama berwisata, seperti air minum, krim pelindung dari matahari, topi, dan makanan ringan. Untuk menuju ke kawasan Taka Bonerate dapat ditempuh dengan bus tujuan Makassar-Bulukumba selama lima jam, kemudian dilanjutkan naik kapal ferry Bulukumba-Pelabuhan Pamatata di Kabupaten Selayar selama dua jam. Atau dapat pula ditempuh selama 45 menit dengan pesawat kecil jenis Twin Otter atau CN 235 langsung dari Makassar. Pesawat tersebut lepas landas tiap hari pada pukul setengah delapan pagi. Terakhir menuju Pulau Benteng selama satu setengah jam. Untuk menuju penginapan di Pulau Rajuni dapat menaiki kapal kayu selama lima jam. Perjalanan yang pasti akan sangat menantang.

Selamat mengeksplorasi butiran keeksotisan Taka Bonerate! :)

2 komentar:

  1. Balasan
    1. ups... ana? :D
      iya berdasar referensi yang kubaca, indah sekali tempat itu.

      Hapus