Jumat, 29 Januari 2010

Ekspedisi Bandung: Untuk Seribu Langkah, Untuk Seribu Mimpi [part 5: Paris Van Java]

Sekitar pukul lima, berangkat menuju Paris van Java, Paris-nya Jawa.
Paris van Java merupakan resort lifestyle yang berkonsep main street dan alfresco dining. Terletak di Jalan Sukajadi no 137-139 Bandung dan dibuka pada Juli 2006.
Ir Wawa Suleman, MBA, M.Arch, pembangun Paris van Java, demografi Bandung bukan urban cosmo seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya. Tetapi lebih kepada urban culture dan urban nature seperti di Bali (Kuta) dan Yogyakarta (Malioboro). Bandung mendapat nilai plus karena cuacanya yang sejuk sehingga konsep main street dan alfresco dapat diaplikasikan.
Paris van Java merupakan bangunan proyek jangka panjang karena ruang terbukanya 2 hektar, parkir 4 hektar, dan luas kotor mal sendiri 8 hektar. Yang membuat Wawa bangga adalah lampu-lampu yang bernuansa festive dan romantic serta bunga-bunga di sekitarnya. Semua dirancang dengan open air yang alami serta pemandangan yang burung-burung merpati hias yang beterbangan bebas. Konsep bangunan juga kental dengan desain Eropa. Konon Paris van Java ini belum ada duanya di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara.
Hmm...mencoba mencicipi hidangan ala PVJ yang tentu saja sangat jauh berbeda dengan di habitat biasanya.
“Berapa kali lipat ya?” kata-kata itu yang sering dipertanyakan saat kunjungan ke PVJ nyaris berakhir.
Yang cukup menginspirasi adalah toilet yang berkelas eksekutif. Luas nian. Di bawah wastafel terdapat kolam kecil dengan ikan yang berenang kesana kemari. Selain itu terdapat juga beberapa pot tanaman yang membuat pengunjung makin nyaman berada di sana. Namun hal itu kontras dengan mushola yang terletak di sebelahnya. Mushola yang kecil. Hal vital yang memang sering kurang diperhatikan.

Let the nature paint the building, biarkanlah alam memberi warna pada gedung.

-ada yang mau kasih info tambahan lagi tentang PVJ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar